DUNIA BLOG 99. Masih lekat dalam ingatan kita semua bagaimana sosok ini begitu berapi-apinya saat menantang lawannya yang nota bene bekas guru spiritualnya sendiri. Dengan senjata "Demi Tuhan" ia mampu dan berhasil mempengaruhi khalayak ramai untuk berdiri tegak di pihaknya. Dengan senjata "Demi Tuhan" pula akhirnya ia dapat menjadi terkenal, dan hampir tiap hari muncul menghiasi layar kaca. Siapakah dia itu sebenarnya ? Darimana asalnya ? Bagaimana latar belakang kehidupannya ? Terus terang bukan kapasitas DUNIA BLOG 99 untuk menjawab hal tersebut.
Menjadi seseorang yang terkenal itu memang banyak cara atau metode yang dapat dipergunakan, baik lewat jalur-jalur negatif maupun jalur-jalur yang positif. Jalur-jalur positif tentunya berkaitan dengan prestasi atau kemampuan lebih dari yang bersangkutan. Sebaliknya, jalur-jalur negatif (yang paling gampang dilakukan) dapat ditempuh dengan cara-cara yang sedikit miring, yang penting adalah tujuan akhirnya menjadi terkenal dan otomatis akan mendongkrak kehidupan ekonominya.
Bangsa ini memang sakit, sekali lagi sakit parah. Begitu mudahnya seseorang menjadi terkenal dan populer meskipun dia tidak memiliki kelebihan apapun dibandingkan dengan anggota masyarakat yang lainnya. Begitu gampangnya menjadi terkenal dengan hanya "menunggangi" peristiwa-peristiwa yang sedang hangat dibicarakan. Bahkan orang-orang yang semacam ini pun dapat berubah status menjadi seorang "publik figur". Hmmmmm ....... runyam banget ya ... !
Kembali kepada masalah "Demi Tuhan", rupa-rupanya penggalan kalimat ini merupakan sebuah senjata yang ampuh untuk menggerakkan hati nurani masyarakat kebanyakan. Padahal bilamana kita kaji lebih dalam, kata-kata "Demi Tuhan" ini termasuk ke dalam kategori sumpah. Seharusnya, kata-kata tersebut tidak gampang untuk diucapkan atau dilontarkan begitu saja, karena merupakan suatu kata yang sakral sifatnya, karena kita menjadikan Tuhan Sang Raja Alam semesta ini sebagai saksi kita. Memangnya siapa kita ini sehingga dengan mudahnya menempatkan Tuhan sesuai dengan keinginan kita.
Berbalik kepada masalah bangsa kita yang sakit ini, begitu mudahnya mengelu-elukan seseorang yang gampang mengucapkan sumpah. Wajah dan kegiatannya muncul menghiasi layar kaca di hampir setiap hari. Rupanya sosok yang gampang ber-sumpah ini telah menjelma menjadi magnet yang luar biasa di kalangan dunia infotainment negeri kita. Segenap kegiatannya pun akhirnya menjelma menjadi konsumsi publik yang memiliki daya jual tinggi. Inilah fenomena bangsa yang sakit. Bangsa yang tidak lagi mengenal mana yang sakral dan mana yang bukan. Bangsa yang gampang sekali menyebut nama Tuhan dengan tidak hormat.
Kapan berakhirnya penyakit ini ? Tanyakan saja kepada rumput yang bergoyang.
hahaha,iya om... jangan lupa KUNBALNYA om ke www.blogger99.com ^_^
BalasHapus